1. PENDAHULUAN
Ketika bahasa itu berada pada tataran fungsi bahasa ekspresi diri dan fungsi
bahasa komunikasi, bahasa yang digunakan masuk ke dalam ragam bahasa dan laras bahasa.
Ragam
bahasa adalah variasi
bahasa
yang terbentuk
karena pemakaian bahasa. Pemakaian bahasa
itu dibedakan
berdasarkan
media yang digunakan topik pembicaraan, dan sikap pembicaranya. Di pihak lain, laras bahasa dimaksudnya kesesuaian antara bahasa dan
fungsi pemakaiannya. Fungsi
pemakaian
bahasa
lebih
diutamakan dalam laras bahasa dari pada aspek lain dalam ragam bahasa. Selain itu, konsepsi antara
ragam bahasa dan laras bahasa saling terkait dalam perwujudan aspek komunikasi bahasa. Laras bahasa apa pun akan memanfaatkan ragam bahasanya.
Misalnya, laras bahasa lisan dan ragam bahasa tulis.
2. RAGAM BAHASA
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ragam
bahasa diartikan variasi bahasa menurut pemakaiannya, topic yang dibicarakan hubungan pembicara dan teman bicara, dan medium
pembicaraannya. (2005:920). Pengertian ragam bahasa ini dalam
berkomunikasi perlu memperhatikan aspek (1) situasi yang dihadapi, (2) permasalahan yang hendak disampaikan, (3) latar
belakang pendengar atau pembaca yang dituju, dan (4) medium atau sarana
bahasa yang digunakan. Keempat aspek dalam ragam
bahasa tersebut lebih mengutamakan aspek situasi yang dihadapi dan aspek medium bahasa yang digunakan dibandingkan kedua aspek yang lain.
2.1. Ragam Bahasa Berdasarkan Situasi Pemakaianannya
Berdasarkan situasi pemakaiannya, ragam bahasa terdiri
atas tiga
bagian, yaitu ragam bahasa formal, ragam bahasa semiformal, dan ragam bahasa
nonformal. Setiap ragam bahasa dari sudut pandang yang lain dan berbagai jenis laras bahasa diidentifikasikan ke dalam
situasi pemakaiannya. Misalnya,
ragam bahsa lisan diidentifikasikan sebagai ragam bahasa formal, semiformal,
atau nonformal. Begitu juga laras bahasa manjemen diidentifikasikan sebagi
ragam bahasa formal, semiformal, atau nonformal. Ragam bahasa formal memperhatikan kriteria berikut agar bahasanya
menjadi resmi.
1. Kemantapan
dinamis dalam pemakaian
kaidah sehingga tidak kaku tetapi tetap lebih luwes dan dimungkinkan ada perubahan kosa
kata dan istilah dengan benar.
2. Penggunaan fungsi-fungsi gramatikal secara konsisten dan eksplisit.
3. Penggunaan bentukan kata secara lengkap dan tidak disingkat.
4. Penggunaan imbuhan (afiksasi) secara eksplisit dan konsisten
5. Penggunaan ejaan yang baku pada ragam bahasa tulis dan
lafal yang baku pada ragam bahasa lisan.
Berdasarkan kriteria ragam bahasa formal di
atas,
pembedaan antara ragam formal, ragam semiformal, dan ragam nonformal diamati dari hal berikut:
1. Pokok masalah yang sedang dibahas,
2. Hubungan antara pembicara dan pendengar,
3. Medium bahasa yang digunakan lisan atau tulis,
4. Area
atau lingkungan pembicaraan terjadi, dan
5. Situasi ketika pembicaraan berlangsung.
Kelima pembedaan ragam
baasa di atas, dipertegas lagi pembedaan antara ragam bahasa
formal dan ragam bahasa nonformal yang
paling mencolok adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan kata sapaan dankata ganti,misalnya: Saya dan gue/ogut
Anda dan lu/situ/ente
2. Penggunaan imbuhan (afiksasi), awalan (prefix), akhiran (sufiks), gabungan awalan dan akhiran
(simulfiks), dan
imbuhan terpisah (konfiks). Misalnya:
Awalan: menyapa – apaan
Mengopi – ngopi
Akhiran: laporan – laporin
Marahi – marahin
Simulfiks: menemukan------nemuin
Menyerahkan-----nyerahin
Konfiks: Kesalaha-----------nyalahin
Pembetulan-------betulin
(4) Penggunaan unsure fatik
(persuasi) lebih
sering
muncul dalam ragam bahasa nonformal, seperti sih, deh, dong,kok,lho, ya kale, gitu ya.
(5) Penghilangan
unsure
atau fungsi
kalimat (S-P-O-Pel-Ket)
dalam ragam bahasa nonformal yang
menganggu
penyampaian
suatu
pesan.Misalnya,
Penghilangan subjek:
Kepada
hadirin harap brdiri.
Penghilangan predkat:
Laporan itu untuk pimpinan. Penghilangan objek
:
RCTI melaporkan dariMedan. Penghilangan pelengkap:
Mereka berdiskusi dilantai II.
2.2. Ragam bahasa berdasarkan mediumnya
Berdasarkan mediumnya ragambahasa terdiriatas dua ragambahasa,yaitu
(1) ragam bahasa lisan
(2) ragam bahasa tulis.
Ragambahasa lisan adalah
bahasa
yang dilafalkan langsung oleh penuturnya kepada pendengar atau teman bicaranya. Ragam bahasa lisan ini ditentukan oleh intonasi dalam pemahaman maknanya. Misalnya,
(a)mKucing/ makan tikus mati.
(b) Kucing makan//tikus mati. (c) Kucing makan tikus/mati.
Ragam bahasa tulis adalah ragambahasa yang ditulis atau dicetak dengan
memerhatikan penempatan tanda
baca dan ejaan secara
benar. Ragambahasa tulis dapat bersifat formal,semiformal, dan nonformal. Dalam penulisan makalah seminar dan skripsi,penulis harus menggunakan ragambahasa
formal sedangkan ragam bahasa semiformal digunakan dalamperkuliahan dan ragam bahasa nonformal digunakan keseharian secara informal. Berikut ini didesjripsikan perbedaan dan
persamaan antara bahasa
lisan dan bahasa tulius dalam bentuk bagan
Penggunaan
ragambahasa dan laras bahasa dalampenulisan
karangan ilmiah harus berupaya pada
(1) ragam bahasa formal, (2) ragam bahasa tulis,
(3) ragam bahasa lisan ,
(4) laras bahasa
ilmiah, dan
(5) berbahasa Indonesia dengan
baik
dan benar.
3. LARAS BAHASA
Laras bahasa adalah kesesuaian
antara bahasa dan fungsi pemakaiannya.
Laras bahasa terkait langsung sung dengan selingkung bidang (home style) dan keilmuan, sehingga dikenallah laras bahasa ilmiah dengan bagian sub- sublarasnya. Pembedaan diantara sub-sublaras bahasa seperti dalamlaras
ilmiah itu dapat diamati dari
(1) penggunaan kosakata
dan bentukan kata, (2) penyusunan frasa,klausa, dan kalimat,
(3) penggunaan istilah
(4)pembentukan paragraph,
(5) penampilan halteknis,
(6) penampilan kekhasan dalam wacana.
Berdasrkan konsepsi
laras bahasa
tersebut,laras
bahasa
ekonomi
mempunyai sub-sublaras bahasa manajemen, sublaras
akuntansi,sublaras
asuransi, sublaras perpajakan, dll.
0 Response to "RAGAM DAN LARAS BAHASA"
Posting Komentar
NO SARA & NO SPAM