PENULISAN EJAAN DAN TANDA BACA



I.  Konsepsi  Ejaan

EJAAN adalah  keseluruhan  pelambangan  bunyi  bahasa,  penggabungan dan pemisahan kata, penempatan tanda baca dalam     tataran satuan bahasa.Pengertian  senada  dengan  KBBI (2005:205),  Ejaan adalah  kaidah- kaidah  cara  menggambarkan  bunyi-bunyi  dalammbnetuk  hurufserta penggunaan  tanda baca dalam tataran wacana.  Berdasrkan  konsepsiejaan tersebut, cakupan  bahasan ejaan membicarakan
(1)  pemakian huruf vocal dan konsonan, (2)  penggunaan huruf capital dankursif,
(3)  penulisan kosakata dan bnetukan kata,

(4)  penulisan unsure serapan afiksasi dan kosakata asing, dan

(5)  penempatan dan pemakaian tanda baca.

Ke-5 aspek ejaan tersebut ditata dalamkaidah ejaan yang disebut Ejaan yang

Disempurnakan sejak1972.



II. Kaidah Penempatan Ejaan dalam Penulisan

Dalam buku Pedoman  Ejaan yang Disempurnakan  penulisan ejaan dan tandbaca  diatur  dalamkaidahnya  masing-masing.  Penulisan  ejaayang diatur tersebut di antaranya
(1)    Pemakaian abjad,huruf vocal, huruf konsonan, dan abjad. (2)    Persukuan, yaitu pemisahan suku kata,
(3)    Penulisan huruf besar, (4)    Penulisan huruf miring,
(5)    Penulisan kata dasar, kata ulang, kata berimbuhan,, gabungan kata,


(6)    Penulisan angka dan lambang bilangan,

(7)    Penempatan tanda baca atau pungtuasi, di antaranya

(a) Tandatitik (.),

(b) Tanda koma (,), (c) Tanda titik dua (:), (d) Tanda titik koma (;)
(e) Tanda titiktitik/ellipsis(….), (f) Tanda Tanya  (?),
(g) Tanda seru  (!),

(h) Tanda kurung biasa ((….)), (i) Tanda hubung (-),
(j) Tanda pisah  (--),

(k) Tanda petik tunggal (‘…), (l) Tanda petik ganda  (), (m) Tanda kurung siku ([]),
(n) Tanda ulang angka dua (…..2), (p) Tanda apostrof  (‘….)


Tanda  baca  di  atas  diaplikasikan  dalam  teks  sesuai  dengan  kaidah  yang berlaku secara resmi.  Kaidah ejaan itu akan dilampirkan dari buku Pedoman EYD.


Ketiga ejaan yang berlaku dalam bahasa Indonesia itu diresmikan di Jakarta melalui pemerintahan kolonial Belanda dan pemerintahan Republik Indonesia.


C.  Penempatan Ejaan dan Tanda Baca

Dalam buku Pedoman Ejaan yang Disempurnakan (disingkat Pedoman EYD) penulisan  ejaa dan tanda   baca   diatur dala kaidahnya  sebagai berikut.
(1) Pemakaian abjad berupa huruf vokal, huruf konsonan, (2) Persukuan, yaitu pemisahan suku kata,
(3) Penulisan huruf besar (kapital)

(4) Penulisan huruf miring atau digarisbawahi (kursif),

(5) Penulisan kata dasar,kata ulang, kata berimbuhan, dan gabungan kata,


(6) Penulisan angka  dan lambang bilangan, dan

(7) Penempatan tanda baca (pungtuasi), di antaranya

(a) Tanda titik  (.), (b) Tanda koma  (,),
(c) Tanda titik koma (;),

(d) Tandatitik dua  (:),

(e) Tanda titik-titik/ellipsis  (), (f)  Tanda  Tanya  (?),
(g) Tand seru (!),

(h) Tanda  kurung biasa (()), (i)  Tanda  kurung siku   ([]), (j)  Tanda  hubung  (-),
(k) Tanda pisah  (--),

(l)  Tanda petik tunggal (…’), (m)Tanda petik ganda  (“…”), (n) Tanda  garis miring (/),
(o) Tanda ulang angka dua (2), dan

(p) Tanda apostrof/penyingkat (‘).

Ke-16 penempatan tanda baca tersebut dideskrisikan sebagai berikut dari buku PedomanEYD (Pusat Bahasa, 2009, cetakan ke-30: hlm. 15—39).






KALIMAT DAN KALIMAT EFEKTIF DALAM PENULISAN


A. Pengertian Kalimat dan Kalimat Efektif

Dalam     proses   penulisan    karya   ilmiah  ada  dua jenis  kalimat  yang mendapat  perhatian  penulis,  yaitu  masalah  kalimat    damasalah  kalimat efektif. Pernyataan  sebuah kalimat bukanlah sebatas  rangkaian  kata dalam frasa dan klausa. Rangkaian kata dalamkalimat itu ditata dalam struktur gramatikal yang benar unsur-unsurnya dalam membentuk makna yang akan disampaikan secara logis. Kalimat-kalimat dalam penulisan ilmiah harus lebih


cermat  lagi  menata  kalimat  yang  benar  dan  efektif  karena  kalimat-kalimat yang tertata itu berada dalam laras bahasa  ilmiah.
Kalimat      dalam  tataran  sintaksis  adalah  satuan  bahasa  yang menyampaikan sebuah gagasan bersifat predikatif dan berakhir dengan tanda titisebagai  pembatas.  Sifat  predikatif  dalam      kalimat  berstruktur  yang dibentuk  oleunsure  subjek,  unsure  predikat,dan  unsure  objek  (S-P+O). Unsur  subjek  dan predikat  itu harusmewujudkan  makna  gramatikal  kalimat yang  logis.  Konsepsi  kalimat  itubelum  cukup  untuk  menampilkan  kalimat efektif,  sehingga  diperlukan  factor  lain  dalamperwujudan  kalimat menjadikalimat  efektif.   Oleh karena itu, KALIMAT EFEKTIF   adalah satuan bahasa (kalimat) yang secara tepat harus mewakili gagasan atau perasaan penulis dan harus pula dimengerti oleh pembaca sebagaimana yang dimaksudkan  penulis.  Jadi,  kalimat  efektimerupakan  kalimat  yang  harus tepat   sasaran   dalam   penyampaian   dan   pemerian   bagi      pembacanya. Disamping  kaidah  yang  ada  dalam  kalimat,kalimat  efektif  perlu memperhatikan   persyaratas dan  menghindari     hal-hal   yang  menyalahi kalimat efektif.


B. PERSYARATAN KALIMAT EFEKTIF


1. FUNGSI GRAMATIKAL DALAM KALIMAT EFEKTIF ATAU KESATUAN FUNGSI GRAMATIKAL
Fungsi   gramatikalata unsure  struktur  dalamkalima dikenal  dengan istilah  subjek,  predikat, objek,, pelengkap,, dan keterangan yang dirumuskan atau disngka menjadi   S + P + (O/Pel.) + (Ket)  /
 :  adalah subjek

  adalah  predikat

 :  adalah objek

Pel.:  adalah pelengkap

Ket. :  adalah keterangan.

Fungs subjek  dan fungsi  predikat  harus ada dajelas dalamkalimat  dan secara fakultatif diperlukan fungsi objek, fungsi pelengkap, dan fungsi keterangan.


SUBJEK   adalah  fungsi kalimat  yang  menandai  apa yang dinyatakan  oleh penulis. Posisi subjek dalam kalimat bebas, yaitu terdapat pada awal, tengah, atau akhir kalimat.
PREDIKAT adalah fungsi kalimat yang menandai apa yang dinyatakan oleh penulis tentang subjek. Posisi predikat dalam      kalimat juga bebas,kecuali tidak boleh di belakang objek dan di belakang pelengkap.
OBJEK adalah fungsikalimat yang melengkapi kata kerja aktif dan kata kerja pasif  sebagai hasil perbuatan, yang dikenai perbuatan, yang menerima,atau yang  diuntungkan  oleh  perbuatan  sebagai  predikat.    Fungsi  objek  selalu terletak di belakang predikat berkata kerja transitif.
PELENGKAP    adalah fungsi  yang melengkapi  fungsi  kata kerja berawalan ber- dalampredikat,  sehingga predikat kalimat menjadi lebih lengkap. Posisi pelengkap dalam kalimat terletak di belakang predikat berawalan ber-. KETERANGAN    adalah   fungsi    kalima yang   melengkapi    fungsi-fungsi kalimat,yaitu melengkapi fungsi subjek, fungsi predikat, dan fungsi objek, atau fungsi  semua  unsure  dalamkalimat.  Posisi  keterangan  dalam  kalimatbebas dan  tidakn  terbatas.  Tidak  terbatas  dimaksudkan  fungsiketerangan  dalam dapat  lebih  dari  satu  pada  posisi  bebas  yang  sesuai  dengan  kepentingan fungsi-fungsi kalimat.
Perhatikanlah posisifungsi-fungsi kalimat berikut.

(1)     Setelah  bekerja  selama  tiga hari,panitia pelaksana seminar lingkungan hidup itu  berhasil merumuskan undang-undang kebersihan tata kota Jakarta di Kantor DPD DKI Jakarta. (P-Pel-S-P-O-K)
(2)    Keputusan hakim perlu ditinjau kembali.( S P) (3)    Perlu ditinjau kembali keputusan hakim. (P S)
(4)    Kelompok Pialang (broker) berbicara tentang fluktuasi harga sama IHSG. (S P Pel.)
(5)    Selama tahun 2012 fluktuasi harga saham IHSG mengalami kenaikan yang signifikan sebanyak 12 kali di Bursa Efek Jakarta  (K S P O – K)
(6)     Pengacara tersebut mempelajari undang-undangpencemaran nama baik dan membandingkannya dengan Undang-undang Dasar RI (S1 – P1 – O1 P2 K)


(7)     Evaluasi pembelajaran mahasiswa  meliputi  empat komponen, yaitu komponen UTS,komponen UAS,  komponen kehadiran, dan komponen makalah ilmiah. (S1 P1 O1 K1 K2- K3 K4)
(8)     Jika stabilitas nasional mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang  dan dapat beribadah dengan leluasa. (S3- P3 S1 P1 S2 – P2)
Perhatikanlah contoh kalimat majemuk dalam posisi fungsi yang berbeda berikut.
(9)    Bahwa kemerdekaan itu hak semua bangsa  sudahdiketahui  semua

orang.

(  S1      (konjungsi + S2    P2)      -  P1 -  O1.)

(10 Dosen  mengatakan bahwa  komponen nilai UAS  berbobot 40%.  (S1 - P1 - O1 (S2+P2)).
(11)  Hasil UAS mahasiswa dibatalkan  jika mahasiswaketahuan mencontek. (S1 P1 K1 (S2+P2)).
(12)  Kelompok C berpresentasi  dan tim juri menilainya. (S1 P1 + S2 P2) (13)  Kinerja bisnis mulai membaik dan perkembangan ekonomi menjadi stabil setelah pemilu berlangsung damai.  (S1 - P1 + S2 P2 + (S3 + P3)


2. KEPADUAN (KOHERENSI) DALAM KALIMAT

Kepaduan  atau  keherensi    dalam      kalimat  efektif    adalah  hubungan timbale  balik atau hubungan  kedua arah di antara  kata atau frasa dengan jelas, benar, dan logis. Hubungan timbal baik terjad dapat antarkata dalam frasa satu unsure atau dapat terjadi antar frasa dalam     antarfungsi  dalam kalimat. Hubungan antarfungsi itu dapat menimbulkan kekacauan makna gramatikal kalimat. Perhatikanlah contoh kalimat yang berprasyarat koherensi berikut.
Contoh kalimat yang TIDAKKOHERENSIF

(1)  Setiap hari dia pulang pergi Bogor Jakarta dengan kereta api.

(2)  Oleh panitia seminar makalah itu dimasukkan ke   dalam antologi. (3)  Pelaksanaan seminar itu karena jalan macet harus ditunda satu jam
kemudian.

Pembetulan kalimat yang KOHERENSIF

(1a)  Setiap hari dia pergi  pulang BogorJakarta dengan kereta api


(2b)  Makalah seminar itu dimasukkan ke dalamantologi.

(3a). Karena jalan macet,pelaksanaan seminar itu ditunda  satu  jam kemudian.


3 KEHEMATAN KALIMAT ATAU EKONOMI BAHASA

KEHEMATAN  arau ekonomi bahasa adalah penulisan kalimat yang langsung menyampaikan gagasan ataupesan kalimat secara jelas, lugas, dan logis. Kalimat yang hemat dalam penulisan menghindari
dan memperhatikan hal-hal berikut .

(1)  Penulis menggunakan  kata bermakna leksikal yang jelas dan lugas dan penenpatan afiksasi yang benar.
(2)    Penulis menghindari subjek yang sama dalam kalimat majemuk.

(3)    Penulis menghindari pemakaian hiponimi dan sinonimi yang tidak perlu. (4)    Penulis  menghindar penggunaan   kata  depan  (preposisi)   di  depan
kalimat dan di depan subjek.

(5)      Penulis menghindari penggunaan kata penghubung (konjungsi) di depan subjek dan di belakang predikat yang berkata kerja transitif.
(6)     Penulis menghindari kata ulang jika sudah ada kata bilangan tak tentu di depan kata benda.
(7)     Penulis  menghindarifungsi  tanda  baca  dan  pengulangan  kata  dalam rincian.
(8)     Penulis  menghindariketerangan   yang  berbelit-belit  dan  panjang  yang seharusnya ditempatkan dalam catatan kaki (footnotes).
(9)     Penulis  menghindari  pemborosan  kata  dan  afiksasi  yang  tidak  jelas fungsinya.


Perhatikanlah contoh berikut,yaitu kalimat kurang memperhatikan ekonomi bahasa.
(a) Dalam ruangan ini kita dapat menemukan barang-barang, antara lain

seperti meja, kursi, buku, lampu, dan lain-lain.

(b) Karena modal di bank terbatas, sehingga tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit.
(c) Apabila pada hari itu saya berhalangan hadir, maka rapat akan

dipimpin oleh Sdr. Tadjudin.







Perbaikan kalimat yang memperhatikan ekonomi bahasa berikut.
(a1)    Dalam  ruangan  ini  kita  dapat  menemukan     meja,  kursi,  buku, lampu,

dan lain-lain.

(b1)      Karena modal di bank terbatas,  tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit.
(b2)      Modal di bank terbatas,  sehingga  tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit.
(c1)  Pada  hari  itu  saya  berhalangan  hadir,    maka  rapat  akan dipimpin oleh Sdr. Tadjudin.
(c2)  Apabila pada hariitu saya berhalangan hadir, rapat akan dipimpin oleh Sdr. Tadjudin.




4. PENEKANAN DALAM KALIMAT EFEKTIF

Dalam kalimat efektif PENEKANAN  ATAU PENONJOLAN   adalah upaya penulis untukmemfokuskan kata atau frasa dalamkalimat.   Penekanan dalam kalimat dapat berupa kata,frasa,klausa, dalam kalimat yang dapat berpindah- pindah.   Namun,penekanan   tidak sama dengan penentuan gagasan utama dan  ekonomi  bahasa.  Penekanan  dapat  dilakukan  dalamkalimat  lisan  dan
kalimat tulis. Pada kalimat lisan,penekanan dilakukan dengan intonasi  yang
dapat disertai mimik muka dan bentuk nonverbal lainnya. Penekanan dalam kalimat tulis dapat dilakukan dengan cara-cara berikut.
(1)     Mutasi,  yaitu  mengubah  posisi  kalimat  dengan  menempatkan  bagian yang dipenting pada awal kalimat.
Contoh:

Mingg depan   akan  diadakan   seminar”Pencerahan   Pancasila   bagi

Mahasiswa

(2)     Repetisi, yaitu mengulang kata yang sama dalam kalimat   yang bukan berupa sinonim  kata.
Contoh:


Kalau pimpinan sudah mengatakan tidak tetap tidak.

(3)     Kursif, yaitu menulis miring, menghitamkan, atau menggarisbawahi kata yang dipentingkan.


Contoh:
Bab II skripsi ini tidak membicarakan fluktuasi harga saham.

(4)   Pertentangan,yaitu menempatkan kata yang bertentangan dalam kalimat.

Pertentangan bukan berarti antonym kata. Contoh:
Dia sebetulnya pintar tetapi malas lkuliah.

(5)     Partikel,  yaitu  menempatkan  paretikel  (lah,kah,  pun,per,  tah) sebelum atau sesudah kata yang dipentingkan dalam kalimat.
Contoh:
Dalam berdemokrasi, apa pun harus transparan kepada rakyat.

(6)     Penekanan dalamkalimat tidak berarti penonjolan gagasan kalimat atau bukan ekonomi bahasa.




5. KESEJAJARANDALAM KALIMAT (PARALELISME)

KESEJAJARAN  (PARALELISME)  adalah  upaya  penulimerinci  unsure yang samapenting dan sama fungsi  secra kronologis danlogis dalam kalimat. Dalamkalimat dan paragraph, raincian itu harus menggunakan bentuk bahasa yang sama, yaitu rincian sesame kata,   sesame prasa,sesama kalimat. Kesamaan bentuk dalam paralelisme   menjaga pemahaman yang fokus bagi pembacdan sekaligus  menunjukkan  kekonsistenan  sebuah kalimat dalam penulisan karya ilmiah.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kesejajaran rincian kalimat efektif adalah sebagai berikut.
(1)  Tentukanlah apakah kesejajaran beradabentu bahasa kalimat atau

paragraf.

(2)     Jika urutan rincian dalam bentuk  frasa, rincian uruan berikut harus dalam  bentuk frasa juga.
(3)   Penomoran dalam rincian harus konsisten.

(4)   Perhatikanlah penempatan tanda baca yang benar.


(5) Hindarilah     gejala     ekonomi     bahasa     yang     bermakna     sama:

seperti……dan lain lain, antara lain….. Sebagai berikut, yakni:.
Perhatikanlah contoh kesejajaran yang benar berikut.

Kami sangat mengharapkan kehadiran Bapak/Ibu/Saudara pada:

hari       :…, tanggal:., waktu: …., acara: …., dan Tempat: …..




6. KEVARIASIAN DALAM KALIMAT EFEKTIF

KEVARIASIAN dalam  kalimat efektif adalah upaya penulis menggunakan berbagai  pola kalimat  dan jenis kalimat  untuk  menghindari  kejenuhan  atau kemalasan   pembac terhadapteks   karangan   ilmiah.      Fungsi      utama kevariasian ini adalah menjaga perhatian dan minat baca terhadap teks ilmiah berlanjut bagi pembaca. Pada dasarnya kevariasian adalah upaya penganekaragaman pola, bentuk, dan jenis kalimat agar pembaca tetap termotivasi membaca dan memahami teks sebuah karangan ilmiah. Agar kevariasi dapat menjaga motivasi pembaca terhadap teks, penulis perlu memperhatikan hal-hal berikut.
(1)     Awal kalimat tidak selalu dimulai dengan unsure subjek, tetapi kalimat

dapat dimulai dengan predikat dan keterangan  sebagai variasi dalam penataan pola kalimat.
(2)     Kalimat yang panjang dapat diselingi dengan kalimat yang pendek.

(3)     Kalimat   berita   dapat   divariasikan   denga kalimat   Tanya,   kalimat perintah, dan kalimat seruan.
(4)     Kalimat aktif dapat divareiasikan dengan kalimat pasif.

(5)     Kalimat   tunggal dapat divariasikan dengankalimat majemuk.

(6)     Kalimat taklangsung dapat divariasikan dengan kalimat langsung.

(7)     Kalimat  yang  diuraikan  dengan  kata-kata  dapat  divariasikan  dengan tampilan gambar,bagan,grafik, kurva, marik, dan lain-lain.


(8)       Apa pun bentuk kevariasian yang dilakukan oleh penulisjangan sampai mengubah atau keluar dari pokok masalah yang dibicarakan.






Perhatikanlah contoh kalimat dengan variasinya.
(a) Dari renungan itu seorang manajer menemukan suatu makna, suatu realitas  yang baru, suatu  kebenaran yang  menjadi  ide  sentral  yang menjiwai bisnisnya ke depan.
(b)  Seorang   ahli Inggris  mengemukakan bahwseharus  tidak dibangun pelabuhan samudera. Namun, pemerintah tidak memutuskan demikian. Meman cukup   banyak   mengendorkan  semanga kalau      melihat keadaan  di Indonesia  belahan  Timur  meskipun  fasulitas  pengangkutan
laut dan udara sudah
banyak  dibangun. (Variasi kalimat  dengan kata  berawalan   me- dan berawalan di-).




7. PENALARAN DALAM KALIMAT EFEKTIF

PENALARAN   (reasoning) adalah proses mental dalam mengembangkan pikiran logis (nalar) dar beberapa  fakta atau prinsip (KBBI,2005:772).  Hal yang  diutamakan  dalam penalaran  adalah  proses  berpikr  logidan  bukan dengan perasaan atau bukan pengalaman. Penalaran tidak akan tercapai jika tidak didukung oleh kesatuan dan kepaduan kalimat. Dalam penalaran alur berpikirlah  ang  ditonjolkan  agar  kalimat  dapat  dipertanggungjawabkan  dan dapat dipahami dengan benar dan tepat sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman atau salah kaprah. Kesatuan pikiran akan logis jika didukung atau dikaitkan dari gabungan unsur atau fungsi  kalimat.
Hubungan logis dala kalimat dapat dilihat melalui kaitan antarunsur dan

kaitan  antarbagian  kalimat.  Hubungan  logis  dalam  kalimat  terdiri  atas  tiga jenis hubungan berikut.
(1)        Hubungan logis koordinatif adalah hubungan setara di antara bagian- bagian  kalimat  dalam  kalimat   majemuk   setara.     Hubungan  logis


koordinatif  ini  ditandai  dengan  konjungsi  dan,  serta,  tetapi,  atau, melainkan, sedangkan, padahal.
Contoh:  Mobil itu kecil tetapi  pajaknya sangat besar.

(2)        Hubungan logis korelatif adalah hubungan saling kait di antara bagian kalimat. Hubungan korelatif ini ditandai oleh konjungsi berikut.


Hubungan penambahan     baik….maupun, tidak hanya..., tetapi juga……..
Hubungan perlawanan         tidak.., tetapi….., bukan……., melainkan

Hubungan pemilihan            apakah…., atau….., entah.entah…… Hubungan akibat                demikian…..sehingga, sedemikian
rupa……sehingga

Hubungan penegasan          jangankan…..,…..pun..



(3)  Hubungan logis subordinatif adalah hubungan kebergantungan  di antara induk kalimat dan anak kalimat.
Contoh:  Dosen itu tidak masuk karena rumahnya kebanjiran.

Hubungan subordinatif dalam kalimat majemuk tak setara (bertingkat) cukup banyak hubungan antara induk kalimat dan anak kalimat yang ditandai dengan konjungsi-konjungsi berikut.
(a) Hubungan waktu                   : ketika,setelah, sebelum, (b) Hubungan  syarat                 : jika,, kalau, jikalau,
(c) Hubungan pengandaian       : seandainya andaikan,andai kata,

(d) Hubungan    tujuan               : untuk, agar,supaya,

(e) Hubungan perlawanan         : meskipun,walaupun, kendatipun,

(f) Hubungan  pembandiungan  : seolah-olah, seperti, daripada, alih-alih, (g) Hubungan sebab                  : sebab,karena, oleh sebab,lantaran,
(h) Hubunganhasil/akibat           : sehingga, maka, sampai (sampai) (i)  Hubungan    alat                   : dengan, tanpa
(j) Hubungan cara                      : dengan, tanpa,

(k)  Hubungan  pelengkap          : bahwa, untuk, apakah, (l) Hubungan keterangan           : yang,
(m) Hubungan perbandingan     : sama….dengan,  lebih….daripada,

berbeda…..dari



Contoh kalimat yang salah  karena tidak logis (salah nalar)
(1) Di antara masalah nasional yang penting itu mencantumkan masalah
MPKT dalam pendidikan   (SALAH).

Di antara masalah pendidikan nasional itu tercantum masalah MPKT
dalam pendidikan               (BENAR)
(2 Untuk mengetahui  baik  buruk  pribadi  seseorang  dapat  dilihat  dari tingkah lakunya sehari-hari. (SALAH)
Baik buruk pribadi seseorang dapat dilihat dari pribadinya sehari-hari.
(BENAR)
(3)     PT  Gudang  Garam  termasuk  lima  penghasil  terbesar  devisa  negara tahun 2010. (SALAH)
PT Gudang Garam termasuk lima besar penghasil devisa negara tahun
2010. (BENAR).
(4 Meskipun dia datang terlambat, namun dia  dapat menyelesaikan masalah itu. (SALAH)
Meskipun datangterlambat, dia dapat menyelesaikan masalah itu. (BENAR)
Dia datang terlamat, namun dapat menyelesaikan masalah itu. (BENAR) (5)    Dia membantah bahwa bukan dia yang korupsi tetapi staf keungan
perusahaan. (SALAH)


Dia menyatakan bahwa bukan dia yang korupsi melainkan staf keuangan perusahaan. (BENAR).

Related Posts:

0 Response to "PENULISAN EJAAN DAN TANDA BACA"

Posting Komentar

NO SARA & NO SPAM