I. Konsepsi Ejaan
EJAAN adalah keseluruhan
pelambangan
bunyi
bahasa,
penggabungan dan pemisahan kata, penempatan tanda baca dalam tataran satuan bahasa.Pengertian
senada
dengan
KBBI (2005:205),
Ejaan adalah kaidah-
kaidah cara
menggambarkan bunyi-bunyi dalammbnetuk hurufserta
penggunaan tanda baca dalam tataran wacana. Berdasrkan
konsepsiejaan tersebut, cakupan bahasan ejaan membicarakan
(1) pemakian huruf vocal dan konsonan,
(2) penggunaan huruf capital dankursif,
(3) penulisan kosakata dan bnetukan kata,
(4) penulisan unsure serapan afiksasi dan kosakata
asing, dan
(5) penempatan dan pemakaian tanda baca.
Ke-5 aspek ejaan tersebut ditata dalamkaidah ejaan yang disebut Ejaan yang
Disempurnakan sejak1972.
II. Kaidah Penempatan Ejaan dalam Penulisan
Dalam buku Pedoman Ejaan yang Disempurnakan penulisan ejaan dan tanda baca diatur dalamkaidahnya
masing-masing. Penulisan ejaan yang diatur tersebut di antaranya
(1) Pemakaian abjad,huruf vocal, huruf konsonan, dan abjad.
(2) Persukuan, yaitu pemisahan suku kata,
(3) Penulisan huruf besar, (4) Penulisan huruf miring,
(5) Penulisan kata dasar, kata ulang, kata berimbuhan,, gabungan kata,
(6) Penulisan angka dan lambang bilangan,
(7) Penempatan tanda baca atau pungtuasi, di antaranya
(a) Tandatitik (.),
(b) Tanda koma (,), (c) Tanda titik dua (:), (d) Tanda titik koma (;)
(e) Tanda titiktitik/ellipsis(….), (f) Tanda Tanya (?),
(g) Tanda seru
(!),
(h) Tanda kurung biasa ((….)),
(i) Tanda hubung (-),
(j) Tanda pisah
(--),
(k) Tanda petik tunggal (‘…’), (l) Tanda petik ganda (“…”), (m) Tanda kurung siku ([…]),
(n) Tanda ulang angka dua (…..2), (p) Tanda apostrof
(‘….)
Tanda baca
di atas diaplikasikan dalam teks sesuai
dengan
kaidah yang berlaku secara resmi. Kaidah ejaan itu akan dilampirkan dari buku Pedoman EYD.
Ketiga ejaan yang berlaku dalam bahasa Indonesia itu diresmikan di Jakarta
melalui pemerintahan kolonial Belanda dan pemerintahan Republik Indonesia.
C. Penempatan Ejaan dan Tanda Baca
Dalam
buku
Pedoman Ejaan yang Disempurnakan (disingkat Pedoman
EYD) penulisan ejaan dan tanda baca diatur dalam kaidahnya sebagai
berikut.
(1) Pemakaian abjad berupa huruf vokal, huruf konsonan, (2) Persukuan, yaitu pemisahan suku kata,
(3) Penulisan huruf besar (kapital)
(4) Penulisan huruf miring atau digarisbawahi (kursif),
(5) Penulisan kata dasar,kata ulang, kata berimbuhan, dan gabungan kata,
(6) Penulisan angka
dan lambang bilangan, dan
(7) Penempatan tanda baca (pungtuasi), di antaranya
(a) Tanda titik
(.), (b) Tanda koma
(,),
(c) Tanda titik koma (;),
(d) Tandatitik dua
(:),
(e) Tanda titik-titik/ellipsis (…), (f) Tanda Tanya (?),
(g) Tanda seru (!),
(h) Tanda kurung biasa ((…)),
(i) Tanda kurung siku ([…]), (j) Tanda
hubung
(-),
(k) Tanda pisah
(--),
(l) Tanda petik
tunggal (‘…’), (m)Tanda petik ganda
(“…”), (n)
Tanda garis miring (/),
(o) Tanda ulang angka dua (2), dan
(p) Tanda apostrof/penyingkat (‘).
Ke-16 penempatan tanda baca tersebut dideskrisikan sebagai berikut dari
buku PedomanEYD (Pusat Bahasa, 2009, cetakan ke-30: hlm. 15—39).
KALIMAT DAN KALIMAT EFEKTIF DALAM PENULISAN
A. Pengertian Kalimat
dan Kalimat Efektif
Dalam proses penulisan
karya ilmiah ada dua jenis
kalimat
yang
mendapat perhatian
penulis, yaitu masalah
kalimat
dan masalah kalimat efektif. Pernyataan
sebuah kalimat bukanlah sebatas
rangkaian
kata dalam frasa dan klausa. Rangkaian kata dalamkalimat itu ditata dalam struktur gramatikal yang benar
unsur-unsurnya dalam membentuk makna yang akan disampaikan secara logis. Kalimat-kalimat dalam penulisan ilmiah harus lebih
cermat lagi menata
kalimat yang benar
dan efektif
karena
kalimat-kalimat
yang tertata itu berada dalam laras bahasa ilmiah.
Kalimat dalam
tataran sintaksis
adalah
satuan bahasa
yang menyampaikan sebuah gagasan bersifat predikatif dan berakhir dengan
tanda
titik sebagai pembatas. Sifat predikatif dalam kalimat berstruktur yang dibentuk oleh unsure subjek, unsure predikat,dan
unsure objek
(S-P+O).
Unsur subjek
dan predikat itu harusmewujudkan
makna gramatikal kalimat yang
logis. Konsepsi
kalimat
itubelum cukup untuk
menampilkan kalimat efektif, sehingga diperlukan
factor
lain
dalamperwujudan
kalimat
menjadikalimat efektif. Oleh karena itu, KALIMAT EFEKTIF adalah satuan bahasa (kalimat) yang secara tepat harus mewakili gagasan atau perasaan penulis dan harus pula dimengerti oleh pembaca sebagaimana yang dimaksudkan penulis.
Jadi, kalimat efektif merupakan
kalimat yang harus tepat sasaran dalam penyampaian dan pemerian bagi
pembacanya.
Disamping kaidah yang ada dalam
kalimat,kalimat
efektif
perlu memperhatikan persyaratasn dan menghindari hal-hal yang
menyalahi kalimat efektif.
B. PERSYARATAN KALIMAT EFEKTIF
1. FUNGSI GRAMATIKAL DALAM KALIMAT EFEKTIF ATAU KESATUAN
FUNGSI GRAMATIKAL
Fungsi
gramatikalatau unsure struktur
dalamkalimat dikenal
dengan istilah
subjek,
predikat, objek,, pelengkap,, dan keterangan yang dirumuskan
atau disngkat menjadi S + P + (O/Pel.) + (Ket)
/
S : adalah subjek
P : adalah
predikat
O : adalah objek
Pel.: adalah pelengkap
Ket. : adalah keterangan.
Fungsi subjek
dan fungsi predikat harus ada dan jelas dalamkalimat dan secara fakultatif diperlukan fungsi objek, fungsi pelengkap, dan
fungsi
keterangan.
SUBJEK adalah fungsi kalimat yang menandai
apa yang dinyatakan oleh penulis. Posisi subjek dalam kalimat bebas, yaitu
terdapat pada awal, tengah, atau akhir kalimat.
PREDIKAT adalah fungsi kalimat yang menandai apa
yang dinyatakan oleh penulis tentang subjek. Posisi predikat dalam
kalimat juga bebas,kecuali tidak boleh di belakang objek dan di belakang pelengkap.
OBJEK adalah fungsikalimat yang melengkapi kata kerja aktif dan
kata kerja pasif sebagai hasil perbuatan, yang dikenai
perbuatan, yang menerima,atau yang diuntungkan oleh
perbuatan sebagai
predikat. Fungsi objek
selalu terletak di belakang predikat
berkata kerja transitif.
PELENGKAP
adalah fungsi yang
melengkapi fungsi
kata kerja berawalan ber- dalampredikat, sehingga predikat kalimat menjadi lebih lengkap. Posisi pelengkap dalam kalimat terletak di belakang predikat berawalan ber-.
KETERANGAN adalah fungsi kalimat yang melengkapi
fungsi-fungsi
kalimat,yaitu melengkapi fungsi subjek, fungsi predikat, dan fungsi objek, atau fungsi
semua
unsure
dalamkalimat. Posisi keterangan dalam kalimatbebas dan tidakn terbatas.
Tidak terbatas dimaksudkan fungsiketerangan dalam
dapat lebih dari
satu
pada
posisi
bebas yang
sesuai dengan kepentingan
fungsi-fungsi kalimat.
Perhatikanlah posisifungsi-fungsi kalimat berikut.
(1) Setelah bekerja selama
tiga hari,panitia pelaksana seminar lingkungan
hidup itu berhasil merumuskan undang-undang kebersihan tata kota Jakarta di Kantor DPD DKI Jakarta. (P-Pel-S-P-O-K)
(2) Keputusan hakim perlu ditinjau kembali.( S – P) (3)
Perlu ditinjau kembali keputusan hakim. (P – S)
(4) Kelompok Pialang (broker) berbicara tentang fluktuasi harga sama IHSG. (S – P – Pel.)
(5) Selama tahun 2012 fluktuasi harga saham IHSG mengalami kenaikan yang signifikan sebanyak 12 kali di Bursa Efek Jakarta
(K – S – P – O – K)
(6) Pengacara tersebut mempelajari undang-undangpencemaran nama baik dan membandingkannya dengan Undang-undang Dasar RI. (S1 –
P1 –
O1 – P2 – K)
(7) Evaluasi pembelajaran mahasiswa meliputi
empat komponen, yaitu
komponen UTS,komponen UAS,
komponen kehadiran, dan komponen
makalah ilmiah. (S1 – P1 – O1 – K1 – K2- K3 – K4)
(8) Jika stabilitas nasional mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang dan dapat beribadah dengan leluasa. (S3- P3 – S1 – P1 – S2 – P2)
Perhatikanlah contoh kalimat majemuk dalam posisi fungsi yang berbeda berikut.
(9) Bahwa kemerdekaan itu hak semua bangsa
sudahdiketahui
semua
orang.
( S1
(konjungsi + S2 + P2) - P1 -
O1.)
(10) Dosen mengatakan bahwa
komponen nilai UAS berbobot 40%.
(S1 - P1 - O1 (S2+P2)).
(11) Hasil
UAS mahasiswa dibatalkan
jika mahasiswaketahuan mencontek. (S1 – P1 – K1 (S2+P2)).
(12) Kelompok C berpresentasi dan tim juri menilainya. (S1 – P1 + S2 – P2) (13) Kinerja bisnis mulai membaik dan perkembangan ekonomi menjadi stabil setelah pemilu berlangsung damai. (S1 - P1 + S2 – P2 + (S3 + P3)
2. KEPADUAN (KOHERENSI) DALAM KALIMAT
Kepaduan
atau keherensi
dalam
kalimat
efektif adalah hubungan timbale
balik atau hubungan
kedua arah di antara kata atau frasa dengan
jelas, benar, dan logis. Hubungan timbal baik terjad dapat antarkata dalam frasa satu unsure atau dapat terjadi antar frasa dalam antarfungsi dalam
kalimat. Hubungan antarfungsi itu dapat menimbulkan kekacauan makna gramatikal kalimat. Perhatikanlah contoh kalimat yang
berprasyarat koherensi berikut.
Contoh kalimat yang TIDAKKOHERENSIF
(1) Setiap hari dia pulang pergi Bogor –Jakarta dengan kereta api.
(2) Oleh panitia seminar makalah itu dimasukkan ke
dalam antologi. (3) Pelaksanaan seminar itu karena jalan macet harus ditunda satu jam
kemudian.
Pembetulan kalimat yang KOHERENSIF
(1a) Setiap hari dia pergi
pulang Bogor—Jakarta dengan kereta api
(2b) Makalah seminar itu dimasukkan ke dalamantologi.
(3a). Karena jalan macet,pelaksanaan seminar itu ditunda satu jam kemudian.
3 KEHEMATAN KALIMAT ATAU EKONOMI
BAHASA
KEHEMATAN
arau ekonomi bahasa adalah penulisan kalimat yang
langsung menyampaikan gagasan ataupesan kalimat secara jelas, lugas, dan
logis. Kalimat yang hemat dalam penulisan menghindari
dan memperhatikan hal-hal berikut .
(1) Penulis menggunakan
kata bermakna leksikal yang jelas dan lugas dan penenpatan afiksasi yang benar.
(2) Penulis menghindari subjek yang sama dalam kalimat majemuk.
(3) Penulis menghindari pemakaian hiponimi dan sinonimi yang tidak perlu. (4) Penulis menghindari penggunaan kata depan (preposisi)
di
depan
kalimat dan di depan subjek.
(5) Penulis menghindari penggunaan kata penghubung (konjungsi) di depan
subjek dan di belakang predikat yang berkata kerja transitif.
(6) Penulis menghindari kata ulang jika sudah ada kata bilangan tak tentu di depan kata benda.
(7) Penulis menghindarifungsi
tanda baca dan pengulangan kata
dalam rincian.
(8) Penulis menghindariketerangan yang berbelit-belit dan panjang yang seharusnya ditempatkan dalam catatan kaki (footnotes).
(9) Penulis menghindari
pemborosan
kata dan afiksasi
yang tidak jelas fungsinya.
Perhatikanlah contoh berikut,yaitu kalimat kurang
memperhatikan ekonomi bahasa.
(a) Dalam ruangan ini kita dapat menemukan barang-barang, antara lain
seperti meja, kursi, buku, lampu, dan lain-lain.
(b) Karena modal di bank terbatas, sehingga tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit.
(c) Apabila pada hari itu saya berhalangan hadir, maka rapat akan
dipimpin oleh Sdr. Tadjudin.
Perbaikan kalimat yang memperhatikan ekonomi bahasa berikut.
(a1) Dalam
ruangan
ini
kita
dapat
menemukan meja, kursi,
buku, lampu,
dan lain-lain.
(b1) Karena modal di bank terbatas, tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit.
(b2) Modal di bank terbatas,
sehingga
tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit.
(c1) Pada
hari
itu
saya
berhalangan
hadir, maka rapat akan dipimpin oleh Sdr. Tadjudin.
(c2) Apabila pada hariitu saya berhalangan hadir, rapat akan dipimpin oleh Sdr. Tadjudin.
4. PENEKANAN DALAM KALIMAT EFEKTIF
Dalam kalimat efektif PENEKANAN
ATAU PENONJOLAN
adalah upaya penulis untukmemfokuskan kata atau
frasa dalamkalimat. Penekanan dalam
kalimat dapat berupa kata,frasa,klausa, dalam kalimat yang dapat berpindah- pindah. Namun,penekanan tidak
sama dengan penentuan gagasan utama
dan ekonomi bahasa. Penekanan dapat dilakukan
dalamkalimat
lisan dan
kalimat tulis. Pada kalimat lisan,penekanan dilakukan dengan intonasi
yang
dapat disertai mimik muka dan bentuk nonverbal lainnya. Penekanan dalam kalimat tulis dapat dilakukan
dengan cara-cara berikut.
(1) Mutasi, yaitu mengubah
posisi kalimat dengan menempatkan
bagian yang dipenting pada awal kalimat.
Contoh:
Minggu depan akan
diadakan seminar”Pencerahan
Pancasila
bagi
Mahasiswa”
(2) Repetisi, yaitu mengulang kata yang sama dalam kalimat
yang bukan berupa sinonim
kata.
Contoh:
Kalau pimpinan sudah mengatakan tidak tetap tidak.
(3) Kursif, yaitu menulis miring, menghitamkan, atau menggarisbawahi kata yang dipentingkan.
Contoh:
Bab II skripsi ini tidak membicarakan fluktuasi harga saham.
(4) Pertentangan,yaitu menempatkan kata yang bertentangan dalam kalimat.
Pertentangan bukan berarti antonym kata. Contoh:
Dia sebetulnya
pintar tetapi malas lkuliah.
(5) Partikel, yaitu
menempatkan
paretikel (lah,kah, pun,per,
tah) sebelum atau sesudah kata yang dipentingkan dalam kalimat.
Contoh:
Dalam berdemokrasi, apa pun harus transparan kepada rakyat.
(6) Penekanan dalamkalimat tidak berarti penonjolan gagasan kalimat atau bukan ekonomi bahasa.
5. KESEJAJARANDALAM KALIMAT (PARALELISME)
KESEJAJARAN (PARALELISME) adalah
upaya
penulis merinci
unsure
yang samapenting dan sama fungsi
secra kronologis danlogis dalam kalimat.
Dalamkalimat dan paragraph, raincian itu
harus menggunakan bentuk bahasa
yang sama, yaitu rincian sesame kata, sesame prasa,sesama kalimat. Kesamaan bentuk dalam paralelisme menjaga pemahaman yang fokus bagi pembaca dan sekaligus menunjukkan
kekonsistenan sebuah kalimat dalam
penulisan karya ilmiah.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kesejajaran rincian kalimat efektif adalah sebagai berikut.
(1) Tentukanlah apakah kesejajaran beradabentuk bahasa kalimat atau
paragraf.
(2) Jika urutan rincian dalam bentuk
frasa, rincian uruan berikut
harus dalam bentuk frasa juga.
(3) Penomoran dalam rincian harus konsisten.
(4) Perhatikanlah penempatan tanda baca yang benar.
(5) Hindarilah
gejala
ekonomi
bahasa yang
bermakna sama:
seperti……dan lain lain, antara lain….. Sebagai berikut, yakni:….
Perhatikanlah contoh kesejajaran yang benar berikut.
Kami sangat mengharapkan kehadiran Bapak/Ibu/Saudara pada:
hari
:…, tanggal:….,
waktu: …., acara: …., dan Tempat: …..
6. KEVARIASIAN DALAM KALIMAT EFEKTIF
KEVARIASIAN dalam
kalimat efektif
adalah upaya penulis menggunakan berbagai pola kalimat dan
jenis kalimat untuk menghindari kejenuhan
atau kemalasan
pembaca terhadapteks karangan ilmiah. Fungsi
utama
kevariasian ini adalah menjaga perhatian dan
minat baca terhadap teks ilmiah
berlanjut bagi pembaca. Pada dasarnya kevariasian adalah
upaya penganekaragaman pola, bentuk, dan jenis kalimat agar pembaca tetap termotivasi membaca dan
memahami teks sebuah karangan ilmiah. Agar kevariasi dapat menjaga motivasi pembaca terhadap teks,
penulis perlu memperhatikan hal-hal berikut.
(1) Awal kalimat tidak selalu dimulai dengan unsure subjek, tetapi kalimat
dapat dimulai dengan predikat dan keterangan sebagai variasi dalam penataan pola kalimat.
(2) Kalimat yang panjang dapat diselingi dengan kalimat yang pendek.
(3) Kalimat berita dapat divariasikan dengan kalimat Tanya, kalimat perintah, dan kalimat seruan.
(4) Kalimat aktif dapat divareiasikan dengan kalimat pasif.
(5) Kalimat tunggal dapat divariasikan dengankalimat majemuk.
(6) Kalimat taklangsung dapat divariasikan dengan kalimat langsung.
(7) Kalimat
yang
diuraikan dengan kata-kata dapat divariasikan dengan
tampilan gambar,bagan,grafik, kurva, marik, dan lain-lain.
(8) Apa pun bentuk kevariasian yang dilakukan oleh penulisjangan sampai mengubah atau keluar dari pokok masalah yang dibicarakan.
Perhatikanlah contoh kalimat dengan variasinya.
(a) Dari renungan itu seorang manajer menemukan suatu makna,
suatu realitas yang baru, suatu
kebenaran yang menjadi ide
sentral yang menjiwai bisnisnya ke depan.
(b) Seorang ahli Inggris
mengemukakan bahwa seharus
tidak dibangun pelabuhan samudera. Namun, pemerintah tidak memutuskan
demikian.
Memang cukup banyak mengendorkan semangat kalau
melihat keadaan
di Indonesia
belahan
Timur meskipun fasulitas
pengangkutan
laut dan udara sudah
banyak
dibangun. (Variasi kalimat dengan kata berawalan
me- dan berawalan di-).
7. PENALARAN DALAM KALIMAT EFEKTIF
PENALARAN (reasoning) adalah proses mental dalam mengembangkan pikiran logis (nalar) dari beberapa
fakta atau prinsip (KBBI,2005:772). Hal yang diutamakan
dalam penalaran
adalah
proses berpikr logis dan bukan
dengan perasaan atau bukan pengalaman. Penalaran tidak akan tercapai jika tidak
didukung oleh kesatuan dan kepaduan kalimat. Dalam penalaran alur
berpikirlah ang
ditonjolkan
agar
kalimat
dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dipahami dengan benar dan tepat sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman atau salah kaprah. Kesatuan pikiran akan logis jika didukung atau dikaitkan dari gabungan unsur atau fungsi kalimat.
Hubungan logis dalam kalimat dapat dilihat melalui kaitan antarunsur dan
kaitan antarbagian kalimat. Hubungan logis
dalam
kalimat
terdiri
atas
tiga jenis hubungan berikut.
(1) Hubungan logis koordinatif adalah
hubungan setara di antara bagian- bagian kalimat dalam kalimat majemuk setara. Hubungan logis
koordinatif ini
ditandai
dengan konjungsi dan,
serta,
tetapi, atau, melainkan, sedangkan, padahal.
Contoh: Mobil itu kecil tetapi pajaknya sangat besar.
(2) Hubungan logis korelatif adalah hubungan saling kait di antara bagian kalimat. Hubungan korelatif ini ditandai oleh konjungsi berikut.
Hubungan penambahan
:
baik….maupun, tidak hanya..., tetapi juga……..
Hubungan perlawanan
:
tidak….., tetapi….., bukan……., melainkan
Hubungan pemilihan
:
apakah…., atau….., entah….entah…… Hubungan akibat :
demikian…..sehingga, sedemikian
rupa……sehingga
Hubungan penegasan
:
jangankan…..,…..pun…..
(3) Hubungan logis subordinatif adalah
hubungan kebergantungan di antara induk kalimat dan anak kalimat.
Contoh:
Dosen itu tidak masuk karena rumahnya kebanjiran.
Hubungan subordinatif dalam kalimat majemuk tak setara (bertingkat) cukup banyak hubungan antara induk kalimat dan anak kalimat yang ditandai dengan konjungsi-konjungsi berikut.
(a) Hubungan waktu : ketika,setelah, sebelum, (b) Hubungan
syarat : jika,, kalau, jikalau,
(c) Hubungan pengandaian
: seandainya andaikan,andai kata,
(d) Hubungan tujuan : untuk, agar,supaya,
(e) Hubungan perlawanan
: meskipun,walaupun, kendatipun,
(f) Hubungan
pembandiungan
: seolah-olah, seperti, daripada, alih-alih, (g) Hubungan sebab : sebab,karena, oleh sebab,lantaran,
(h) Hubunganhasil/akibat
: sehingga, maka, sampai (sampai) (i) Hubungan
alat : dengan, tanpa
(j) Hubungan cara : dengan, tanpa,
(k) Hubungan
pelengkap
: bahwa, untuk, apakah,
(l) Hubungan keterangan : yang,
(m) Hubungan perbandingan : sama….dengan,
lebih….daripada,
berbeda…..dari
Contoh kalimat yang salah
karena tidak logis (salah nalar)
(1) Di antara masalah nasional yang penting itu mencantumkan masalah
MPKT dalam pendidikan (SALAH).
Di antara masalah pendidikan nasional itu tercantum masalah MPKT
dalam pendidikan (BENAR)
(2) Untuk mengetahui baik buruk pribadi
seseorang
dapat
dilihat
dari tingkah lakunya sehari-hari. (SALAH)
Baik buruk pribadi seseorang dapat dilihat dari pribadinya sehari-hari.
(BENAR)
(3) PT
Gudang
Garam termasuk lima
penghasil terbesar devisa negara tahun 2010. (SALAH)
PT Gudang Garam termasuk lima besar penghasil devisa negara tahun
2010. (BENAR).
(4) Meskipun dia datang terlambat, namun dia
dapat menyelesaikan masalah itu. (SALAH)
Meskipun datangterlambat, dia dapat menyelesaikan masalah itu. (BENAR)
Dia datang terlamat, namun dapat menyelesaikan masalah itu. (BENAR) (5) Dia membantah bahwa bukan dia yang korupsi tetapi staf keungan
perusahaan. (SALAH)
Dia menyatakan bahwa bukan dia yang korupsi melainkan staf keuangan perusahaan. (BENAR).
0 Response to "PENULISAN EJAAN DAN TANDA BACA"
Posting Komentar
NO SARA & NO SPAM